31 Des 2011

KEHIDUPAN IMAM GHAZALI ( 1058 – 1111 M )

Nama asli Imam Ghazali ialah Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, Al Imamul Jalil, Abu Hamid Ath Thusi Al Ghazali. Lahir di Thuusi daerah Khurasan wilayah Persia tahun 450 H (1058 M).
Pekerjaan ayah Imam Ghazali adalah memintal benang dan menjualnya di pasar-pasar. Dia termasuk ahli tasawuf yang hebat. Dan sebelum meninggal dunia, dia berwasiat kepada teman akrabnya yang bernama Ahmad bin Muhammad Ar Rozakani agar dia mau mengasuh Al Ghazali. Maka ayah Al Ghazali menyerahkan hartanya kepada Ar Rozakani untuk biaya hidup dan belajar Imam Ghazali.
Proses singkat belajar mengajar Imam Ghazali ; belajar di orang tua asuhnya sebagaimana wasiat ayah Imam Ghazali. Kemudian dia hijrah ke Jurjan di Abu Qosim Al Ismaili, lalu kembali lagi ke Tusia. Dan ia menetap di tanah kelahirannya selama 3 tahun. Setelah itu berangkat lagi belajar ke Naizabur; kepada Imam Abdul Malik Haromain untuk mendalamiilmu tasawuf, juga kepada Abdul Malik Al Juwaini (pengikut Imam syafi’i) untuk belajar ilmu Feeqih, Ushul Feqih,Ilmu Mantiq, Ilmu Kalam, Filsafat,dll.
Setelah Imam Al Juwaini wafat, Imam Ghazali mengembara ke daerah Baghdad pada Sultan Muluk Saljuk. Si Sultan sering mengadakan “Bahtsul Masali”, dan disana Imam Ghazali sangat terkenal geniusnya, sehingga Sultan Muluk Saljuk mengangkatnya menjadi Guru Besar Madrasah Nidzomiah di Baghdad.
Dari Baghdad ia mengembara lagi ke Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan Ibadah Haji, kemudian bermukim di Damaskus selama 10 tahun. Kemudian mengembara ke Kairo Mesir, Iskandaria, ke Hijaz, dan menunaikan Ibadah Haji kedua kalinya.
Lalu beliau kembali ke Baghdad, Iraq. Dan dalam perjalanannya menyebarkan ilmu pengetahuan ini, ia pernah di angkat lagi menjadi Guru Besar di Naizabur oleh Wazir Fahruddin.
Dari sekian proses belajar mengajar,  Imam Ghazali kembali ke tanah kelahirannya, Tusia. Semenjak itu ia mencurahkan fikiran dan dan hatinya menulis beberapa buku Tasawuf, Feeqih, Filsafat, dll. Kira-kira sebanyak 70 buah kitab. Di samping itu beliau mendirikan dua jenis pendidikan yang saling bertentangan. Satu pendidikan Feeqih, dan pondokan satunya khusus tasawuf. Dua jalur Ilmu Allah tersebut disatukan dalam suatu lembaga dhahiriah dan lembaga dalam hati beliau sendiri.
Dia wafat di kota tersebut tahun 505 H (1111 M) dalam usianya yang ke - 55 tahun.
Semoga Allah Ta’ala tetap mencurahkan Rohmat kepadanya. Amin.


Baca juga yang ini:

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda disini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting