Dalam sebuah manuskrip kuno berumur 1418 tahun,
orang menyebutnya “ALQUR’ANUL KARIIM” yang artinya “BACAAN AJAIB”,
inilah misi rahasia Nabi Muhammad hanya untuk menyampaikan “Bacaan
Ajaib”, sedang misi rahasia Nabi Sulaiman di Nusantara ini menyampaikan
lintasan asmaul husna “GHANIYUN KARIIM” artinya “KAYA KEAJAIBAN”. Dalam
Alqur’an disebutkan bahwa “KA’BAH” adalah “SUMBER ILMU”, artinya kalau
ingin mengetahui rahasia sejarah geologis bumi secara pasti, maka
keywordnya adalah istilah ka’bah. Setelah kita klik istilah ka’bah dalam
Alqur’an ternyata implementasi kalimatnya adalah tentang
perintah wudhu dimana bagian terakhir yang disucikan adalah bagian kaki
sampai dengan “KA’BAINA” yaitu “DUA MATA KAKI”, maka “ka’bah” berarti
“mata kaki” atau “PUSAT PUTAR”, hal ini memberikan informasi kepada kita
bahwa Makkah adalah “KUTUB UTARA PURBA” sebelum “ARCTIC”, daratan
sebingkah sebelum terbentuknya benua2 dalam Alqur’an disebut “BAKKAH”,
menurut Encyclopedia Americana disebut “PANGAEA”.
Ka’bah juga bisa disebut “SEUMPAMA MATA”,
seolah ini perintah dari Allah SWT. agar kita memperhatikan mata kita,
titik hitam di tengah mata seolah menggambarkan ka’bah, lingkaran yang
mengelilingi titik hitam seolah menggambarkan orang berthawab dan lobang
kelenjar air mata seolah menggambarkan “SUMUR ZAM ZAM”, sebuah mata air
purba yang tak pernah kering. Kemudian perhatikan kepala kita, tarik
garis lurus dari mata ke samping kanan atau kiri, maka bertemulah “DUA
TELINGA”, klik search google earth, tarik garis lurus dari Ka’bah, maka
akan bertemu dengan “BOROBUDUR”, inilah Negeri Nusantara yang dulunya
satu benua, dalam Alqur’an disebut “NEGERI SABA”. Kata saba berasal dari
bahasa Jawi Kuno “SOBO” artinya “TEMPAT PERTEMUAN”, maka Negeri Saba
adalah “SATU BENUA” tempat bertemunya bangsa2 atau “PUSAT PERADABAN”.
Negeri Nusantara disimbulkan dengan “TELINGA”
seolah ingin memberikan informasi bahwa suatu saat kelak akan hadir di
negeri ini suatu generasi yang dengan tekun dan sabar suka mendengar
perkataan baik. Cobalah teliti desain telinga, didalamnya ada struktur
bangunan berbentuk “RUMAH SIPUT”, simbul pergerakan “GALAXY DAN ALAM
SEMESTA”.
Rumah Siput ini berfungsi sebagai kendang telinga, didalam
rumah siput ini ada “AIR” yang volumenya stabil tidak boleh kurang tidak
boleh lebih, fungsi air ini berhubungan dengan saraf keseimbangan tubuh
agar tubuh manusia dapat tegak berdiri dengan stabil, struktur Rumah
Siput ini secara proyektif juga ada pada “KA’BAH”, gambarlah ka’bah
kemudian masukkan siput dengan meletakkan kepalanya pada sumur zam zam,
maka jadilah gambar hamba Allah sedang bersujud. Informasi ini seolah
ingin menunjukkan kepada kita bahwa deposit air di Nusantara ini cukup
tersedia dan tugas kita adalah menjaga stabilitas sumber air melalui
pelestarian hutan2 tropis negeri ini sebagai “PARU-PARU DUNIA”. Sebagai
bukti, cobalah lakukan pemindaian melalui satelit atas Negeri Nusantara
ini, maka ternyata dibawah laut perairan Nusantara ini terdapat banyak
sungai-sungai purba yang sampai saat ini masih aktif, hal ini
menunjukkan bahwa dulunya “PERAIRAN DANGKALAN SUNDA” adalah daratan luas
yang bersatu dengan daratan Asia, sedang kepulauan nusantara saat ini
adalah gunung2 raksasa yang terhindar dari “BANJIR BESAR”, banjir di
Negeri Saba ini dalam Alqur’an disebut “SAILAL ‘ARIM”.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak anda disini