Istilah gendang rembaq muncul sejak beberapa tahun yang
lalu, gendang rembaq ini lahir karena banyaknya kelompok-kelompok gendang beleq
yang ada di pulau lombok ini, sehingga untuk memberikan warna baru pada
kesenian gendang beleq ini maka, beberapa kelompok gendang beleq menggabungkan
diri menjadi satu kelompok.
Pada dasarnya gendang rembaq tidak jauh berbeda dengan
gendang beleq, yang menjadi pembeda hanya kapasitas atau banyak personil/sekehe
yang ada dalam kelompok itu. Nama gendang rembaq diambil dari kata gendang yang
merupakan alat salah satu alat musik yang digunakan, dan kata rembaq yang artinya
serempak.
Dalam penampilannya gendang rempak menggunakan 6 sampai 10
gendang beleq, dan gendang-gendang tersebut harus dipukul serempak. Tingkat
kesulitan juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gendang beleq, hal ini
disebabkan karena jumlah dari pemain/sekehe bisa dua kali lebih banyak.
Di Desa Gerung pernah dibentuk gendang rembaq, yakni
penggabungan dari kelompok gendang beleq Patuh Girang dengan Gema Nirwana.
Mereka menamakan kelompok gendang rembaq ini dengan sebutan Banteng Mareje.
Tapi sangat disayangkan kelompok gendang rembaq ini tidak
bertahan lama, itu disebabkan karena kelompok patuh girang harus bubar, karena
sebagian pemain/sekehenya tidak bisa selalu ikut karena terkendala pekerjaan
mereka.
So, itu sekilas tentang gendang rembaq yang saya peroleh
dari penuturan beberapa orang pencinta kesenian ini, ditambahkan sedikit
pengetahuan saya sendiri yang merupakan mantan sekehe kelompok Patuh Girang.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
kita tentang budaya sasak.